Selasa, 18 November 2008

I am Not Stupid


nilah film dengan topik biasa: pendidikan dalam keluarga.. namun bisa dipetik pelajaran yang luar biasa. Seminggu ini aku ngajak murid-murid nonton film ini.

Yang tidak biasa dari film bertajuk I Not Stupid ini adalah kemampuan sutradara bertutur dari sudut pandang si anak. Menyoroti prestasi anak-anak di sekolah, sutradara meneguhkan hubungan sebab-akibat antara pendidikan oleh orang tua di rumah dan performa anak-anak.

Film dibuka dengan adegan tiga sekawan Liu Kok Pin, Ang Boon Hock, dan Terry Kho yang dijemput orang tua masing-masing. Meski sama-sama sohib di kelas EM3 sekolah dasar, masing-masing memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Ayah Kok Pin bekerja di sebuah biro iklan, selalu pulang larut, dan memasrahkan pendidikan anaknya kepada sang istri. Terry anak pengusaha sukses yang suka main perintah, dengan ibu yang suka mengatur. Sedangkan Boon Hock murid yang pintar dan suka membantu ibunya berjualan di warung mi milik keluarga. Di sela-sela belajar, Boon Hock masih harus membantu adiknya mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Nilai pelajaran Kok Pin tergolong papan bawah. Bahkan sampai ujian akhir pun nilainya hanya mencapai 51 dari skala 100. Padahal, hampir tiap malam ibunya selalu menemaninya belajar. Kok Pin acap kali menerima cambukan di tangan gara-gara tak segera mengerti rumus matematika yang diajarkan ibunya. Di kelas, sang bo-cah malah lebih suka menggambar gurunya daripada harus menelan rumus-rumus matematika yang membuat kepalanya puyeng. Belakangan, keahliannya menggambar justru menyelamatkan kedua sahabat—Terry dan Boon Hock—yang diculik dua penjahat. Sebagai saksi mata satu-satunya, Kok Pin melukis wajah kedua penculik dan menyerahkannya ke polisi.

Sosok Terry digambarkan sebagai orang yang sudah diatur dan dicukupi segalanya. Akibatnya, Terry tumbuh menjadi seorang anak yang kurang responsif terhadap sekitar, tidak mandiri, dan tak mampu bersikap. Acap kali sikap penurut Terry juga membuatnya tak kreatif. Selalu hanya berpikir satu jalur, bukan dengan banyak warna.


Film I Not Stupid mengingatkan kembali pada sekolah, orangtua murid, dan birokrasi pendidikan bahwa setiap anak memiliki kecerdasannya sendiri.
Mereka tidak boleh dipinggirkan, apalagi dirampas hak pendidikannya, hanya karena gagal dalam ujian matematika atau salah satu mata pelajaran lainnya.
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada mungkin sistem pendidikan yang ada tidak peka nmenagkap keistimewaan anak-anak.

0 Comments: