Minggu, 23 November 2008

Kesimpulan = Semua berhak mencoba



Hai.. kali ini aku ingin mencurahkan uneg-unegku yang sekitar 2 minggu ini bersemayam di hatiku. Sebuah masalah yang sebenarnya tidak dapat dijadikan masalah, karena sebenarnya aku sudah tau jawabannya. Hal ini menjadi masalah, ketika aku merefleksikan kembali ketika pulang ke rumah, kuselami lagi ketika istirahat, kudiskusikan bersama seorang rekan kerja dan suamiku.. dan hasilnya adalah.. aku mendapat pembelajaran berharga dari masalah ini.

Berawal dari ditunjuknya diriku sebagai orang yang mengurusi lomba-lomba yang masuk sekolah, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan diri. Tugas ini sebenarnya bukan tugas pertama yang diberikan kepada diriku, tetapi kejadian unik pertama yang menghampiriku kali ini. Diadakannya sebuah event di kota kami, Bontang tercinta, yaitu pemilihan yang berbau duta-dutaan. Aku sengaja tidak menyebut apa evennya, karena banyak sekali even di Bontang. Tapi yang jelas, event ini menginginkan output yang notabene tidak instan, sehingga diperlukan input yang selektif juga. Panitia menginginkan input yang berprestasi, luwes dalam organisasi, fotogenik, dan kriteria tambahan lainnya.

Bingo... bagiku.. karena udah sering main bareng "PAHA" n menggeluti dunia entertaiment walaupun gk expert lho.. lahan seperti ini bukan hal sulit. Dengan semangat, kupersiapkanlah kandidat siswa yang berpotensi. Event itu kusampaikan dengan 2 cara : satu, kuumumkan kepada semua siswa, bagi yang berminat bisa menghubungiku, dua.. aku adakan personal attachement bagi siswa yang berpotensi agar mau mengikuti ajang ini. Okey..sampai disini semua berjalan lancar

5 days before latest day.. seorang siswa masuk ke ruanganku untuk minta formulir pendaftaran.. oo..ooo... sebagai seorang yang sedikit tahu dunia entertain.. sebenarnya agak susah untuk profilnya bisa masuk jajaran qualified.. (jahat memang, karena di dunia entertain memang hukum itulah yang berlaku).. Namun hati nurani (ciee..) sebagai seorang guru dan bergelut dengan dunia psikologi, hal ini sangatlah jelas jawabannya. BAHWA SEMUA ORANG ITU UNIK & ISTIMEWA. Jujur..100 jujur.. saat dia bertanya padaku ttg hal itu pertama kali, aku sebenarnya hanya menjawab sekenanya saja.. Karena itu tadi..terjadi dualisme pemikiran dalam diriku.

Ketika sampai di rumah.. setelah bermain bersama anakku, mandi, dan merileks-kan diri..aku benar-benar mearsa bersalah dengan kejadian tadi. Tidak seharusnya kujawab pertanyaan-nya sekenanya. AKu selami lebih lama lagi, ternyata malam itu aku semakin yakin bahwa kejadian ini tidak akan terulang lagi. Aku tidak akan memberi perlakuan yang berbeda untuk siapapun yang berani mencoba. Tanpa pikir lama, khubungi nomer hp anak itu, kujelaskan padanya bahwa persayaratannya seperti ini.. dan akhirnya PLONG!!

Keesokan harinya, kubimbing dia untuk mempersiapkan semuanya, mulai dari berkas, pemilihan foto, dan seterusnya. Tentunya dengan sabar, karena anak ini benar-benar memuali dari nol.. kurang PD, suka gigitin kuku, dst. Kukikis rasa pilih-pilih dalam hatiku..AKU marah sekali jika rasa itu muncul!! STOP.. NO PARKING AREA FOR THIS FEELING!!!

Naluri sebagai pendidik lebih penting, meningkatkan potensi diri seorang anak yang dalam kesehariannya terkenal tidak PD lebih penting daripada masalah dapet juara/tidak. Nilai plus yang kudapat darinya adalah kepercayaan dirinya yang cukup besar untuk membuktikan kepada teman-temannya, bahwa dia tidak seperti yang diolokkan temannya, dia bisa berbuat sesuatu, dan dia bukan kaum minoritas. Ketika teman-temannya berpikir bahwa ajang ini hanya untuk yang cantik or pinter saja, ternyata dia mampu dan berani menerobos stigma ini. Dia sadar..walaupun beberapa teman-temannya ada yang mengomentari, "ngaca donk, kepedan banget sih, aku yang cantik aja nggak ikut daftar, dll".. dia tetap maju. Justru teman-temannya itu yang gk asikk..berkutat dengan stigma lama yang gk bener, punya modal cantik tapi gk berani daftar, punya modal kemampuan tapi gk pd buat berkembang.

Akhirnya...terkirim juga berkas anak itu... permasalahan nantinya dapat juara atau tidak..itu soal belakangan.. yang penting :
Bagi dia : AKu sama dengan teman-temanku, punya kesempatan untuk mecoba semua hal.
Bagiku : Seorang pendidik itu tidak mengenal kasta, golongan, cantik/jelek, dll.. semua punya hak untuk mecoba..Oh..pengalaman ini semoga semakin mendewasakan aku
Bagi semua orang : Jangan takut untuk mecoba.. jangan keburu gk PD dengan keaadan kamu, jangan terlalu asik mengomentari hal milik orang lain (karena kamu sering kali tidak sadar bahawa dirimu itu sepsial)

0 Comments: