Senin, 02 Maret 2009

Goes To Aceh Again















Bukan jalan-jalan..lho...tapi gambar-gambar ini kami lakukan ketika waktu luang disana.

Aku juga bingung ketika diminta kembali pergi kesana.. Ternyata aku harus menyampaikan hasil pemeriksaan psikologis anak-anak SMA IM dan mengantar 2 guru baru untuk berkarya disana. Kali ini keberangkatanku bersama pak Sugeng Setyono (BHS.INGGRIS). Guru yang kami antar, kami dapat dari Jakarta, mereka lulusan UPI Bandung, putih banget, imutimut, n rada kecil orangnya. Yang satu guru Kimia n satunya lagi guru Matematika.

9 Comments:

PEACE YPK said...

Dengan hormat,
sebelumnya saya mohon maaf kalau komentar saya agak kurang bagus. Begini, Beberapa hal yang harus kita perhatikan adalah :
1. Apakah hubungan natara Sekolah aceh dengan YPK?
2. Adakah keuntungan YPK dengan mengirim guru sekelas Ibu ke Aceh? Apakah YPK ini sudah sangat baik sehingga kita harus menangani ACeh? atau hanya ambisi seseorang saja ?
3. Sebaiknya baikin dulu di dalam (YPK) baru kita memperbaiki orang lain.
4. Walaupun dana untuk ke Aceh di tanggung perusahaan, apakah dengan meninggalkan siswa YPK selama beberapa hari itu dapat dibenarkan?
5. Sebaiknya lain kali ibu mencoba menjelaskan kepada "penyuruh" apa yang akan ypk dapatkan ke depan? sementara keadaan YPK sedang sulit begini? apakah hanya kesenangan untuk jalan2 saja?
3.

True-Lee .... said...

Terimakasih untuk bapak/ibu yang namanya tidak tertera... mungkin yang bisa menjawab semua pertanyaan itu adalah pihak yayasan. Saya ibaratnya hanya pelaksana/prajurit, yang mungkin suara saya hanya sayup-sayup terdengar oleh mereka. Kenapa harus saya, kenapa harus orang-orang itu saja, kenapa harus lama, ngapain harus kesana, dll. Mungkin pertanyaan bapak salah alamat... maaf :)

Mungkin kita sudah sama-sama tahu tentang keadaan YPK.. bahwa sedang berada dalam kondisi yang serba susah sekarang. Jika saya boleh memilih, lebih baik saya tidak pergi kemaren. Dan sungguh, bukan untuk jalan-jalan..lebih baik saya di rumah daripada harus "bertarung nyawa" disana, mengingat perjalanannya yang cukup panjang.

Dan yang perlu diketahui, bahwa perjalanan ini bukan jalan-jalan.. ada laporan pemeriksaan hasil psikologis murid-murid disana yang harus disampaikan.

Guru tidak memandang kelas, level saya secara pengalaman kerja mungkin tidak ada apa-apanya dengan anda yang sudah hebat. Namanya juga saya anak kemaren (apalagi saya NPK 08, apa sih pake dines-dines segala ibaratnya).

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada bapak/ibu, saya merasa perlu banyak belajar dari bapak/ibu mengenai seluk beluk dunia pendidikan. Tapi menurut saya, ada hal penting yaitu sejauh mana keinginan kita untuk berbagi ilmu dimana saja.

Hormat saya...:)

Ufi Yusuf said...

dengan hormat, bapak/ibu yang "mgkn" level nya di atas ully :
kenapa tidak mencoba corong yang lebih relevan untuk menyampaikan unek-unek mengenai YPK?
ah ully, memang itu yang fie kenal, so wise, kangen berbincang, sungguh
mata fie aja udah merah bacanya :)

chity_maniezz said...

hmm...semangat..m true-lee....
perjuangan yg hebat bgt dari m buat tmen2 di aceh..
paling ga...ada sesuatu yg bisa kita "bagi " buat mereka disana...
btw...akhirnya bisa tau juga...gmna beratnya org yg tinggal di aceh ya m...trims buat cerita2nya...
paling gak dari semua posting yg mb'
buat ,ttg perjalanan ke aceh, jadi tau...banyak hal..ttg kondisi disana, jauhnya perjalanan yg ditempuh, ampe keadaan murid2nya yg butuh bgt bimbingan...
dan mb'udah memberikan sesuatu yg pasti berarti buat mereka kedepan....
kalo bukan kita siapa lg yg bisa peduli ^_^
kita tau...maka kita peduli.....yups...
semangat....=)

True-Lee .... said...

buat ufi n siti. thanks atas tanggapan n supportnya.... whew..baca komen dari kalian bikin hati ini adem.. n..so meaningfull for me....

hakim said...

Buat Ully yang kreatif!

Maju terus pantang mundur, tetep semangat. Kamu layak kok!

Jadi tergelitik (lebih tepat: gemes seh...!!) untuk ikut nanggepin pertanyaan2 dari pengirim tak bernama untukmu, yang sbenernya nggak dijawab juga nggak apa2... Toh, temen kita yang baek hati nyempetin ngasih komen untukmu dah nyadarain kalo komennya "agak kurang bagus" (liat tuh di bagian awal). Tapi biar teman kita ini nggak penasaran, yoweslah, Ully dah menjawabnya. Nambahain ya...., komen dikit! Umumnya dah dijawab Ully dengan cukup seh, saya liat dari sisi yang lain aja. Niatnya baek Pak/ Bu... Smg saya tdk terpancing, soalnya nggak ada ikannya, hehehehe....

Pertama, sebaiknya jangan pake 'kelas' dong kalo bicara (liat pertanyaan nomor 2). Jadi keinget pertengkaran nggak begitu penting di infotainment beberapa waktu yang lalu, yaitu ketika Chatriene Wilson bilang nggak level sama Andi Soraya. Wodoh.... Menurut saya, saat kita meng-kelas-kan orang, maka pada waktu yang sama sebenernya kita ingin bilang sama orang lain bahwa kita juga nggak ber-kelas. Sebab, orang yang eksistensi dirinya cukup baik seharusnya tidak mengenal 'kelas'. terlebih lagi jika yang dimaksud kelas adalah perjalanan waktu. Banyak orang baru yang secara hitungan waktu bekerja belum lama, tetapi yang bersangkutan cukup kompeten. Dan, Ully adalah salah satunya. Saya tidak berbicara tanpa bukti atau tanpa tau sebelumnya. Selama saya bekerja dengannya, bukan memuji, tapimemang Ully cukup semangat-inspiratif-inovatif-kreatif: T-O-P B-G-T deh. Nggak gitu banyak lo Pak/Bu, yang kayak gitu! Saya dan temen2 yang selama ini penah kerja bareng sama Ully begitu kehilangan saat dia pindah ke unit lain.

Kedua, kalau kita tidak atau belum tahu apa sebenernya tugas yang diemban seseorang atas sebuah pekerjaan yang diberikan kepada yang bersangkutan, mbok ya jangan langsung menjustifikasi dengan opini sendiri (lihat pertanyaan ke-5 pada baris terakhir), saudara kita ini mengatakan "apakah hanya kesenangan untuk jalan2 semata?" Pernyataan "jalan-jalan" itu lo.... (ck...ck...ck...) Bertanya dululah,minta crita2, jangan terlalu berprasangka. Saya sudah pernah bertanya bagaimana perjalannya sampai ke tempat tujuan,dan masya- Allah, ternyata begitu berat Pak/Bu.. kalo boleh memilih sebenernya lebih baik tidak ikut. Mungkin kita mengira, naek pesawat, trus sampe.... gitu aja! Padahal...........

Ketiga, saya bisa mengerti atas beberapa pertanyaan bapak/Ibu, misalnya nomor 1, mungkin saudara penasaran. Tetapi, tentu ada tata cara penyampaian yang lebih santun agar kita juga mendapatkan jawaban yang baik pula. Dengan model bahasa yang saudara sampaikan dalam pertanyaan2 itu,ibarat kata, kita hendak masuk ruangan, kita buka pintunya, tapi kita tutup sendiri sebelum kita bisa masuk ke dalamnya. Susah kan, jadinya nabrak2 .... Nggak bisa masuk!

Semoga komentar saya ini bisa menjadi pengingat buat saya pribadi khususnya, juga buat pembaca yang tak segan melapangkan hati untuk kebaikan. Mari saling tolong-menolong dan mengingatkan dalam segala kebaikan. Sebab, setiap orang sejatinya punya cela untuk berbuat keliru, termasuk saya.

Wassalam..........

Sukses terus buat kita. Amin!

True-Lee .... said...

Buat pak Hakim...Wah family man kita yang satu ini emang kok.. nggak cuma suaranya aja yang empuk dan renyah...tapi ternyata tulisannya itu lho.. dibaca aja nyenengin n neduhin hati apalagi diomongin.. wah jauh lebih enak lagi. Bijak, halus, logis, tapi tepat sasaran.

Emang kok, guru bahasa Indo yang mantep banget..

thanks ya pak......

hehe...jadi penasaran..siapa yang nulis komentar itu ya.. seyogyanya emang penulis blog perlu tau identitas sih. Tapi nothing to lose juga sih.. tau identitas penulis atau tidak memang nggak teralalu ngepek.

Salu said...

adalah rasa yang mendalam aku sampaikan kepada trully. Emang seee die masih mude, karena baru lulus dan NPK 08, tapi apakah itu ukuran? mari kita bandingkan dengan guru sepofesi yang ada dikita, mana yang lebih "baik". Jai gak perlukan begitu. Namun saya hanya ingin mengatakan begini temang...
Innamal a'maalu binniyaat, segala amal tergantung niat, kalau niat kita baik, maka akan beraibat baik, dan saya yakin Trull berniat baik sehingga mau ditugasi ke Aceh, walaupun dengan meninggalkan anak dan suami, sebenarnya kalau saya berpikir tentu akan lebih enak di rumah ketimbang ditugasi ke sana, namun sebagai prajurit kita harus melakukan tugas yang diberikan kepad kita, dan pihak yayasan saya pikir tidak sembarangan memberikan tugas berat kepada prajuritnya, tidak mungkin Yayasan akan menugaskan saya, karena saya tidak sebanding jika dibandingkan dengan Trull. Jadi orang tepat untuk mendapatkan tugas yang tepat sudah dilaksanakan. Janganlah kita berpikir "senang-senang"nya, tapi cobalah kuta pikirkan bagaimana pengorabanannya, meningalkan suami dan anak seta tetangga yang di jl. G.rabana, ditambah harus membelikan oleh-oleh (saya juga dikasih, tengkiu ya)... bahkan lao di hitung2 mungkin tombok-tombok. Tapi Trull jangan berhenti di situ, terus dan teruslah engkau terbang dan memberikan kebaikan kepada siapun dan di manapun.... lihat lah mentari... selalu memberikan energinya kepada bumi engan tidak memandang orang itu senang atau idak.
Tapi begini juga Bu trull mari kita berpikir positif aja, jangan kita mengartikan "sekelas" tersebut sebagai kecil, tapi artikan saja Trully yang sekelas Lutfiah sungkar, atau mama dedeh, atau sekelas psikolog nasional kok diberikan ke aceh, gitu aja lebih enak kannn??? heheheheheh
Sekaligus dalam kesmepatan ini saya selaku Sekjen KK mengucapkan mohon maaf atas kelakuan "oknum" tersebut, semoga beliau sadar akan tulisane.
Saya selaku orang yang salah dalam LAND MARK mengucapkan salut untuk Troell. Satu kata untuk peann.... Terus dan teruslah berkarya......


Perma Bakti yang baik hati dan tidak pernah iri walau se kemiri similikiti weleh weleh.....

True-Lee .... said...

so sweet komentarnya....... aku bacanya jadi termotivasi. kata-kata yang bagus, penuh makna, dan ada unsur humornya juga (ciri khas pak perma banget...) aku bacanya sambil ketawa n senyum-senyum juga pak. thanks u so much..