Selasa, 10 Maret 2009

Behind The Aceh

Jalan-jalan ke Aceh... enak dunk!! banyak teman-teman yang mengomentari seperti itu.
Bukan..bukan itu yang kuharapkan.. Senang-senang adalah efek "pasti" dari sebuah perjalanan, ibaratnya bonus otomatis. Ditugaskan kemanapun, pasti akan ada efek senang-senang disana. Tetapi, bagiku definisi enak dan senang-senang itu sudah terhampar sejak ketika akan berangkat sampai akhirnya tiba di tujuan.. bahkan sampai selesainya tugas. Enak dan senang-senang melihat pemandangan, menikmati perjalanan, berada di kota yang baru, mengamati masyrakatnya, dll. Tapi ini sekali lagi hanya efek.

Tetapi...esensi yang lebih penting sebenarnya adalah bagaimana dengan kedatangan kita itu bisa berguna disana (terserah..klopun nanti efeknya ada untuk orang lain..itu masalah nanti).

Perjalanan ke Aceh mungkin banyak menimbulkan pro kontra.. ada yang setuju dan ada yang tidak. Tetapi terlepas dari pro kontra yang ada, disana aku menikmati sebuah proses dan mempelajari banyak hal.

1. Mempelajari bahwa banyak orang pintar dan berilmu, tetapi hanya sedikit yang mau ditempatkan di daerah yang masih tergolong jauh dari kota. (Akses internet harus 1 jam ke kota, mau ke pasar yang agak besar juga jauh, tv di sekolah juga nggak ada-klo mau nonton harus maen ke rumah orang, koran yang ada juga produk lokal, dan ketebatasan yang lain).
Apakah kita termasuk orang yang bisa bertahan disana?? luar biasa.. disini kutemui 5 guru yang mau mencurahkan setahun kehidupannya untuk mengabdi disini.. padahal secara potensi, wow..mereka luar biasa (bahkan salah satu guru ini adalah lulusan terbaik IKIP Malang jurusan bahasa Inggris). Klo boleh saya meminjam istilah orang yang ngakunya KOTa...wah bisa memfosil kalau aku tugas disini. Nggak tau apa-apa n ketinggalan informasi dunia luar. Kebanyakan orang lebih memilih berkarir di ibukota, atau kota-kota yang besar, penuh dengan fasilitas, dll.

2. Kemauan yang kuat dari anak-anak disana untuk kuliah sangat besar
Sekolah ini merupakan sekolah yang baru 3 tahun ini berdiri..jadi tahun ini merupakan tahun pertama mereka meloloskan alumninya. Baik tidaknya sekolah akan tercitrakan dari lulusannya. Sekolah IM sampai saat ini memiliki 78 siswa, kelas I 34orang, kelas II 25 orang, dan kelas III 19 orang. Sekolah IM ini modelnya berasrama, tapi jangan bayangkan untuk menengah keatas lho. Sekolah ini memang banyak dihuni oleh siswa dari kaum kebanyakan, bahkan banyak juga yang dari mereka satusnya yatim piatu, yatim, piatu, maupun korban tsunami. Ibaratnya, tidak harus uang tunai yang digunakan untuk membayar... hasil bumipun jadi.. barter ama gula, tepung, dll.. hehe..

Melihat background keluarga yang seperti ini... luar biasa ketika mengetahui semangat mereka buat kuliah besar banget... Ngalah-ngalahin orang yang ada di kota. Mereka pengen banget rasanya keluar Aceh, bahkan keluar Medan, Riau, Palembang. Mereka ingin mencoba mengenyam pendidikan di JAWA.

Waktu kunjunganku kali ke 2 ini, alhamdulilah anak-anak sudah mulai terbuka motivasinya untuk melihat dunia luar. Ada 15 anak yang mendaftar SIMAK-UI (yang notabene pelaksanaan tesnya dilakukan di Banda Aceh, sehingga mereka harus menempuh jalan darat selama 12 jam)..wuih...mak nyus..!! bagi kita yang nggak terbiasa...udah lunglai duluan kali ya nyampe tempat tes. Ada juga 1 orang siswa yang emang potensial banget (wow hasil tes bakatnya luar biasa.. dia unggul di segala bidang, verbal, numerik, skolastik, mekanik, KKK, abstrak, dan relasi ruang).. dia ikutan di PBUTM-UGM. Hm.semoga impian mereka bisa terwujud.

3. Proses ketelatenan dan kesabaran......hm..proses ini yang semoga semakin mendewasakanku. Melihat lebih dekat kearah mereka, membuat kepekaanku semakin bertambah. Semoga nanti aku bisa ber"investasi" di dunia pendidikan.

4. Murid-murid disana sangat antusias jika ada orang baru yang datang. Mereka seperti mendapat oase ditengah gurun pasir (bombatis yak bahasanya.. tapi emang bener kok). Mereka sangat welcome dengan pengaruh postif.. dan ketika mereka sudah bisa accept, mereka akan sayang sekali dengan orang tersbut.

5. Dua kali ditugaskan kesana..membuatku semakin merasa kecil dan tidak ada apa-apanya dihapadan ALLAH. Satu kata.. syukur luar biasa. Akan keindahan alamnya, kerendahan hati orang-orangnya, kuatnya ibadah murid disana, bacaan alquraannya, bahasa arabnya, maupun tantangan perjalananya (BPP-JKT-MDN-MELABOH-BATAM-SBY-BPP)Perjalanan yang bagiku cukup menantang, cukup membuatku harap-harap cemas. Mereview semua perbuatan yang sudah kulakukan, seakan-akan kematian didepan mata.
Tidak heran..di setiap sampai di masing-masing bandara kota tujuan.pasti aku langsung mengucap hamdallah dan menghela nafas panjang...... kayaknya plong banget udah nyampe......

Disana....kalian membuatku rindu.... rindu untuk berbagi cerita.. dan ternyata memang aku perlu banyak berguru dengan siswa-siswa disana mengenai kehidupan.

3 Comments:

hakim said...

Waduh, jadi kebayang bgmn susah senengnya perjalananmu. Ully bercerita dengan cukup ekspresif.. Jangan kapok untuk melakukan sesuatu yang menantang dan penuh perjuangan, terlebih ketika kita mampu memtik hikmah dan manfaat darinya.

Bukan bermaksud untuk mengabaikan pembicaraan teman, tetapi menurutku, hal itu jangan terlalu membebanimu. Aku tahu kamu layak kok!

Aku udah komen pada tulisanmu sebelumnya.

Semangat!! Merdeka, wekekekek.....

PEACE YPK said...

Kalau aku sih melihat perjalan bu Trully ke aceh bukan suatu perjalanan yang harus di nikmati, tapi harus berusaha menikmati, soale menurut cerita mereka jalan kesana sangat capek, kaena haru turun naik pesawat, bahkan bisa dikatakan waktu habis di jalan, oleh karena itu kalau tidak pandai menikamti perjalanan pasti akan terasa capek sekali, jadi sebagai orang yang ditugaskan haruslah menikmati perjalanan, Tapi bukan hanya itu, menurut saya (walaupun saya belum pernah kesana) di dalam pemikiran saya di Aceh untuk saat ini bukanlah aceh jaman dulu sebelum sunami, sehingga banyak hal yang harus diperbaikan. Termasuk salah satunya adalah misi mulia yang diemban oleh teman saya yang luar biasa ini. Sungguh salut untuk dirimu temang, seandainya saya yang ditugaskan mungkin akan "muntah" sebalum berangkat, karena tugas yang diemban bukan ringan. Bu trully semangatlah kau, jangan loyo, jangan hiraukan apa orang bilang, kata pepatah anjing menggonggong kafilah terus berkarya, karena bangsa ini dan yayasan ini memerlukan orang-orang seperti BU trully, (kayaknya kurang enak ah manggil Bu) Trull aja ya... teruslah berkarya dan teruslah maju dengan semangat dan inovasi.... merdeka.....
Salam untuk si kecil dan bapake....

Abu Salma

True-Lee .... said...

Wah pak... trmks....tapi aku ini masih banyak yang harus belajar. Masih banyak yang kurang.. aku ini masih piyik..
aku masih harus belajar flash, multimedia, fotografi, powerpoint, ulead, dll... biar tambak keren kayak bapak.