Rabu, 07 Januari 2009

Road To Aceh (Part 3) : Susi Air







Tadi malam kami diberitahu oleh pak Tekad bahwa kami harus standbay dijemput setelah sholat subuh untuk segera ke Bandara.....

Sampailah kami di Bandara Polonia Medan jam 06.00.. sesampai disana, pak Tekad memberitahu bahwa kami akan naik pesawat "Susi Air" rute Polonia-Nagan Raya (Medan-Meulaboh. Rute penerbangan ke Aceh tidak setiap hari ada. Untuk rute hari ini, adanya ya Susi Air.

AKu dan Pak Agus sudah bisa menebak isi hati masing-masing. Pastinya yang terngiang-ngeiang di kepala kami adalah "Namanya lucu n unik banget ya, Susi Air.. feminim banget, apalagi kalau ngomongnya digayain kayak model-model Olga. Hihi... Untuk sebuah nama maskapai penerbangan, kayaknya kurang mantep. Tapi.. itulah pikiran aneh di kepala kami. Ya sudahlah.. Eits.. tapi begitu pak Tekad bilang bahwa tempat duduk cuma untuk kapasitas 20 orang, pilotnya nanti bule-bule Australia, dan harga 1 tiketnya untuk rute kami tadi seharaga Rp 700.000. Buseeeett.. mahal banget.. ngalah-ngalahin tiket pesawat rute Balikpapan-Surabaya or Balikapapan-Malaysia.. apalagi klo naik Air Asia.. hehe.. APa ya yang bikin mahal?? Moso' gara-gara pilotnya bule.. ??

Begitu panggilan untuk naik Susi Air membahana di bandara, kami segera menuju kesana.. dan ternyata..eng-ing-eng.. pesawatnya emang kecil, tapi bersih.

Yang kami kaget begitu masuk ke dalam pesawat :
1. Pilot n asisten pilotnya 22nya bule, asisten pilotnya cewek cing.. jarang banget aku ngeliat pemandangan ini. LANGKA!
2. Pesawatnya emang bener-bener kecil, sampe-sampe mau masuk ke pesawat n menuju tempat dudukku aja, nih bemper belakang kesenggol-senggol ama tempat duduk orang lain.. Tapi so far.. bersih banget pesawatnya.
3. Pilotnya menyapa semua penumpang dengan menggunakan bahasa Indonesia. Aneh ya.. disaat naik pesawat udara yang notabene pramugari n pilotnya lokal.. kita disuguhkan dwibahasa. Tapi disaat pilotnya bule..mereka malah menyambut kami pake bahsa Indonesia yang mirip banget kayak logatnya Cinta Laura.
3. Begitu duduk.. kami berdua baru nyadar.. kok nggak ada sekat ya antara ruangan pilot dengan penumpangnya. Jadi... selama perjalanan itu kami berdua disuguhkan pemandangan langsung apa yang dilakukan pilot n asistennya. Positifnya : Jadi bisa ngeliat apa aja sih alat-alatnya, bisa tau ngapain aja tuh pilot. Negatifnya : kalau pas cuaca buruk or sejenisnya, kami bisa menangkap ekspresi tegang, kalut, or panik dari mereka.... wuih...tegang juga sih..
4. Jendela di pesawat ini, nggak ada kap khusus buat buka-tutup kayak pesawat kebanyakan. Jadinya, jendela akan selalu terlihat ke luar.. syerem banget lho..pas saat masuk ke awan-yang gelap.. Bikin tegang.
5. Ada snacknya sih.. 1 bungkus biskuat ama 1 cup agar-agar + Air mineral

So Far perjalanan yang kami lakukan ke Meulaboh ini..cukup asyik sekaligus menegangkan...karena memang kami belum tau daerahnya seperti apa dan pesawat yang membawa kami ke Meulaboh cukup membuat kami tegang-tegang bergembira. AKu dan pak Agus sebenernya berusaha menyembunyikan rasa tegang... makannya kita ngobrol terus selama perjalanan. Klo-pun ngobrolnya udahan..pastinya berzikir terus, biar nih pesawat nggak kenapa-kenapa. Doa kami "Ya Allah, kami berdua masih sama-sama punya anak bayi"..hehehe..

Total perjalanan 1 jam, akhirnya kami akhiri di bandara Nagan Raya (Meulaboh). Sebuah kota yang hanya kutahu saat Imel (temen kuliahku psi ugm 2001, lahir disana) dan saat kejadian tsunami dahsyat 2004 lalu. Kota yang selama ini kutahu lewat TV, kini bisa kusaksikan langsung didepan mataku.

Ketika hendak mendarat di Meulaboh, aku melihat dari atas, Kota Meulaboh yang memang masih berbenah. Bangunan rata-rata masih seragam... banyak lahan-lahan kosong yang belum diapa-apakan, suasana kotanya sepi.

Begitu turun di bandaranya, untuk kategori bandara tingkat daerah.. bandara ini begitu sederhana dan sepi. 4 tahun membangun... moso' masih kayak gini sih(pertanyaan yang berkecamuk di hatiku).. Ahh... kemana dana-dan besar yang selama ini disalurkan. Rasanya belum puas aja ngeliatnya.

Di bandara, kami disambut oleh Pak Ishak.. (bacanya Isak)... kepala sekolah SMA Insan Madani. Kami dijemput naik mobil untuk selanjutnya mengantarkan kami ke Meukek.. 3 jam perjalanan darat ya Bu. Sudah Siap??? OK pak...Meukek, Kami datang!!!

To Be Continued

0 Comments: